Monthly Archives: Januari 2013

Kalimat Syahadat

download (1)

Kalimat Syahadat

Syahadat merupakan asas atau dasar dari lima rukun Islam dan juga merupakan ruh, inti serta landasan seluruh ajaran Islam.

Bacaan Syahadat ber-asal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang berarti ia telah menyaksikan. Kalimat syahadat didalam syariat Islam merupakan sebuah pernyataan kepercayaan terhadap keesaan Tuhan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai RasulNya.

Kalimat Syahadat juga sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat, dalam bahasa arab Syahadatain artinya 2 kalimat Syahadat. Dua kalimat syahadat itu adalah:

Kalimat pertama :

Kalimat Syahadat

Asyhadu an-laa ilaaha illallaah

artinya : Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah

Kalimat kedua :

Kalimat Syahadat

Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.

Makna syahadat

Pengakuan ketauhidan.

Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah dan tiada tuhan yang lain selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.

Pengakuan kerasulan.

Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Nabi Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis Nabi Muhammad saw.

Makna Laa Ilaaha Illallah

Kalimat Laa Ilaaha Illallah sebenarnya mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata.

Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah SWT berfirman: “Maka ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah” (QS Muhammad : 19)

Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan harus didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu Rasulullah pun menyatakan: “Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga.”

Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan “wahai pamanku ucapkanlah Laa Ilaaha Illallah sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah”namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.

Rasulullah SAW tinggal di Makkah selama 13 tahun serta mengajak orang-orang dengan perkataan beliau “Katakan Laa Ilaaha Illallah” maka orang kafir pun menjawab “Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami”. Orang qurais di zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru / berdoa kepada selain Allah.

Inti syahadat

Inilah sekilas tentang makna Laa Ilaaha Illallah yang pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah SWT semata.

Kandungan syahadat

SYAHADAT SEBAGAI IKRAR

Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya. Ketika seseorang mengucapkan kalimat syahadah, maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang ia ikrarkan itu.

SYAHADAT SEBAGAI SUMPAH

Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.

SYAHADAT SEBAGAI JANJI

Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasul.

Syarat Syahadat

Syarat syahadat merupakan sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.

SYARAT SAH SYAHADAT ADA TUJUH, YAITU:

Pengetahuan

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, dan bersedia menerima konsekuensi ucapannya.

Keyakinan

Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.

Keikhlasan

Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.

Kejujuran

Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.

Kecintaan

Kecintaan berarti mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.

Penerimaan

Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Ketundukan

Ketundukan yaitu tunduk serta menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat mesti mengamalkan seluruh perintah-Nya serta meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik. Oleh karena itu, setiap orang yang bersyahadat tidak harus disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya.

ASAS DARI TAUHID DAN ISLAM

Laa Ilaaha Illallah merupakan asas dari tauhid dan Islam yang dengannya direalisasikan ke dalam segala bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan ketundukan kepada Allah SWT, berdoa kepada-Nya semata dan berhukum dengan syariat Allah SWT.

Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah SWT. Kalimat Laa Ilaaha Illallah bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktivitas kesyirikan.

MAKNA SYAHADAT BAGI MUSLIM

Bagi pemeluk agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut:

Pintu masuk menuju islam. Syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain atau bersaksi dengan dua kalimat syahadah.

Intisari ajaran islam. Pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya

Pondasi iman. Bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat syahadat

Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadat

Jaminan masuk surga.  Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang bersyahadatain

Sumber Refferensi
 
“Pentingnya Dua Kalimat Syahadat”.   http://hudzaifah.org/Article104.phtml
“Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah”.   http://www.mediamuslim.info
” Hadits riwayat Imam Ahmad dengan sanad yang shohih”.
“Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah”.   http://www.mediamuslim.info/
“Kandungan Kalimat Syahadat”.   http://hudzaifah.org/Article127.phtml
“Syahadat yang diterima Allah SWT”.   http://hudzaifah.org/Article138.phtml
“Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah”.   http://www.mediamuslim.info
“Pentingnya Dua Kalimat Syahadat (Syahadatain)”.   http://hudzaifah.org/Article104.phtml
“Tahukah Antum Makna Syahadat Laa Ilaaha Illallaah”.   http://www.mediamuslim.info

Apa Itu Ikhlas

download

Apa Itu Ikhlas
Apa Itu Ikhlas. Apa sebenarnya definisi ikhlas, kenyataannya dalam memakai kata ikhlas sehari-hari timbul kesan pengertian ikhlas itu tidak jelas. Setelah itu perlu juga dijelaskan contoh-contoh perbuatan ikhlas dikehidupan sehari hari, dan bagaimana mengaplikasikan konsep ikhlas itu.

Berikut dipaparkan 3 contoh penerapan kata ikhlas.

Ada seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain, orang yang diberi itu agak ragu menerimanya, lantas pemberi itu berkata “Ambil saja, ikhlas kok.” (1)

Ada seseorang sedang amat sedih karena ditinggal mati oleh orang tuanya, lantas kita berkata kepadanya “Sudah, ikhlaskan saja.”(2)

Kementerian Agama Republik Indonesia memiliki motto: Ikhlas(3)

Ada tiga kata ikhlas dalam kalimat-kalimat itu. Itu menyebabkan kita merenung apa sebetulnya ikhlas itu.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Dalam melaksanakan ajaran agama” (Al-Bayyinah:5). Di ayat ini ikhlas itu merupakan sifat taat kepada Allah yaitu sungguh-sungguh taat.
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang ikhlas” (Al-Zumar:3). Pada ayat ini ikhlas itu berarti bersih (bersih dari syirik).

Di ceritakan Ada seorang ahli ibadah yang mengunjungi suatu kaum, kaum itu mengadu kepadanya bahwa di tempat mereka itu ada pohon yang sering disembah penduduk, mereka tidak menyembah Allah. Ahli ibadah (abid) itu marah, lantas ia membawa kampak akan menebang pohon itu. Iblis (nenek moyang setan) dalam bentuk seorang syekh menyambutnya dan berkata “Hendak kemana kamu, mudah mudahan Allah merahmati kamu.” Ahli ibadah itu menjawab “Saya hendak menebang pohon ini.” Iblis berkata “Apa urusanmu dengan pohon itu, kamu telah meninggalkan ibadahmu.” Ahli ibadah itu menjawab “Sesungguhnya ini sebagian dari ibadahku.” Iblis berkata “Aku tidak membiarkanmu menebangnya.” Lantas iblis itu berkelahi dengan ahli ibadah itu. Ahli ibadah itu berhasil menangkap iblis itu dan membantingnya ke tanah dan didudukinya iblis itu. Iblis berkata “Lepaskan aku agar aku dapat berbicara denganmu.” Ahli ibadah itu berdiri, lantas iblis berkata“Sesungguhnya Allah telah menggugurkan kewajibanmu menebang pohon itu; menebang pohon itu adalah tugas nabi, bukan tugasmu kecuali bila nabi menyuruhmu.” Abid itu menjawab “Aku akan menebangnya.”

Kemudian abid berkelahi kembali dengan iblis itu dan ia berhasil membantingnya ke tanah dan menduduki dada iblis itu. Maka iblis berkata“Apakah tidak ada keputusan yang lebih baik untuk menyelesaikan urusan kita?” Abid bertanya “Apa itu?” .”Lepaskan dahulu aku” kata iblis itu “supaya aku dapat mengatakan sesuatu kepadamu.” Abid melepaskannya. Iblis itu berkata “Kamu adalah orang miskin yang bergantung pada orang lain, maukah kamu melebihi orang-orang itu sehingga kamu dapat membantu tetanggamu, kamu kenyang dan tidak lagi memerlukan bantuan orang lain.” Abid menjawab“Ya.” .”Pulanglah” kata iblis “aku akan menyelipkan di bawah bantalmu dua dinar setiap malam.” Uang itu bisa membantu tetanggamu sehingga kamu lebih berguna bagi saudaramu, itu lebih baik dari pada kamu menebang pohon itu. Abid kemudian berpikir dan ia berkesimpulan “Syekh itu benar, saya bukan seorang nabi, Allah tidak mewajibkan saya menebang pohon itu, nabi pun tidak, menerima uang lebih bermanfaat bagi orang banyak ketimbang menebang pohon itu.” Lantas Abid itu kembali ke tempat ibadahnya. Pagi pagi ada dua dinar dekat kepalanya, ia mengambilnya, begitu juga keesokan harinya. Pada pagi hari yang ketiga uang itu tidak ada.

Abid itu marah, ia mengambil kampaknya lagi hendak menebang pohon itu. la disambut iblis yang menyamar seorang syekh. Syekh (sebenarnya iblis) bertanya “Kemana?” Kata abid “Saya akan menebang pohon itu.” Iblis berkata“Kamu berdusta, kamu tidak akan mampu melakukannya.” Lalu abid itu memegang iblis tersebut hendak menangkapnya. Kata iblis “kamu tidak akan sanggup.” Bahkan iblis yang sanggup membanting ahli ibadah itu dan menduduki dadanya sambil berkata “Akan kamu teruskan menebang pohon itu atau aku akan menyembelihmu.” 

Iblis berkata “Hai ahli ibadah, maukah kamu tahu mengapa kau kalah?” Kata iblis “Sesungguhnya mula-mula kamu marah karena Allah, lalu aku kalah, kali ini kamu marah karena uang (dunia) lalu kamu saya kalahkan.” 
Dalam cerita di atas ikhlas itu ialah melakukan sesuatu karena Allah, bukan karena uang. Karena Allah artinya karena diperintah oleh Allah. Cerita ini membenarkan firman Allah Kecuali hamba-hambaKu yang ikhlas (Shaad:83). Maksudnya, hanya hambaKu yang ikhlas yang tidak akan kalah melawan setan.

Ada pelajaran sangat penting dari cerita dan ayat itu: Orang yang ikhlas (mukhlashin) tidak akan mampu diganggu setan. Jadi orang yang ikhlas tidak usah takut kepada setan. Iblis itu nenek moyang setan. Karena itu shufi  Ma’ruf al-Karkhi memukul dirinya dan berkata “Hai diri, ikhlaskanlah, niscaya kamu terlepas.” Maksudnya, terlepas dari godaan setan.

Ya’qub al-Makfuf berkata “Orang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan amal baiknya seperti ia menyembunyikan amal buruknya.” Di sini ikhlas itu berarti amal yang tidak diketahui oleh orang lain. Sulaiman berkata “Bahagialah orang yang melakukan kebaikan selangkah tetapi karena Allah.” Karena Allah di sini maksudnya adalah ikhlas. Umar bin Khattab berkata ” Barang siapa ikhlas niatnya maka Allah akan memudahkannya berurusan dengan manusia.” Di sini diajarkan bahwa ikhlas itu akan mempermudah segala urusan.

Setiap sesuatu itu bisa ia campuri oleh yang lain. Apabila ia bersih dari campuran lainnya maka ia disebut murni, murni itulah ikhlas; perbuatannya murni, itulah perbuatan yang ikhlas.
Ikhlas itu dalam aqidah adalah lawan isyrak (persekutuan). Bila tuhan lebih dari satu berarti tuhan itu tidak murni, tuhan bercampur dengan selain tuhan, bila tuhan tidak murni maka itu berarti tidak ikhlas. Di sini ikhlas berarti tidak syirik. Ikhlas dan syirik itu sering datang bergantian di dalam hati, untuk membedakannya ditentukan oleh niat.

Ibrahim bin Adam berkata “Ikhlas adalah niat yang benar selalu bersama Allah.” Ruwaim berkata   “Ikhlas dalam amal adalah tidak menghendaki balasan dunia maupun akhirat.” Tetapi Al-Qadli Abu Bakar al Bayhaqi berpendapat tidak boleh tidak mengharap keuntungan dari amal, sebab yang demikian itu adalah sifat Tuhan. Kata Al-Ghazali “Itu memang benar bila yang dimaksud adalah keuntungan syahwat.” Abu Utsman berkata “Ikhlas adalah lupa melihat makhluk karena hanya melihat Tuhan  Maha Pencipta saja.” Ini memberi isyarat tentang bahaya riya. Dari sini dapat diketahui bahwa riya dapat berakibat musyrik. Al-Muhasibi berpendapat “Ikhlas adalah memisahkan makhluk dari hubungannya dengan Tuhannya.” Ini memberi isyarat semata-mata agar tidak riya. Kesimpulannya: ikhlas istiqomah pada jalan Allah, ikhlas adalah tidak musyrik, ikhlas adalah lawan riya.

Salah satu konsep ikhlas ialah wajar. Menolong orang, bila kita sanggup, adalah wajar. Ucapan terima kasih dari yang menolong tidak ada hubungannya dengan perbuatan menolong. Bila kita tersinggung karena yang ditolong tidak berterima kasih, maka pertolongan kita itu tidak ikhlas karena tidak wajar, tidaklah wajar mengharap orang mengucapkan terima kasih karena kita telah menolongnya.

Bagaimana mempraktekkan ikhlas itu dalam kehidupan sehari-hari? Untuk menjawab pertanyaan ini cukup bila kita mengambil definisi ikhlas sebagai wajar. Adalah wajar bila isteri melayani suaminya secara ikhlas, artinya isteri itu melayani suaminya konsisten menurut aturan Tuhan. Suami juga wajib melayani isterinya secara ikhlas yaitu sesuai dengan aturan Tuhan dan itu dilakukan secara konsisten atau istiqomah. Seorang atasan harus melayani bawahannya secara ikhlas, itu wajar, caranya sesuai dengan aturan dan dilakukan secara konsisten. Karyawan harus bekerja secara jujur, produktivitas tinggi, loyalitas tinggi. Ini semua wajar, bila dilakukan konsisten dan sesuai aturan  maka karyawan itu telah bekerja secara ikhlas.

Koruptor adalah karyawan yang bekerja tidak ikhlas, maka institusi tempat ia bekerja pasti akan mengalami kemunduran atau kehancuran sama sekali.

Keikhlasan akan menghasilkan kemajuan, persaudaraan, loyalitas, kedamaian, dan produktivitas tinggi. Itu semua bertumpu pada penyebab: sesuai aturan dan konsisten.

Bila seseorang bekerja secara tidak ikhlas maka akan muncul akibat akibat sebaliknya: kemunduran, permusuhan, tidak loyal, produktivitas kerja menurun. Pada tingkat ekstrem karyawan tidak ikhlas dapat melakukan sabotase pada institusi tempat ia bekerja.
Jadi, keikhlasan sangat penting dan tidak ikhlas sangat berbahaya. Ikhlas menjamin berjalannya kehidupan, tidak ikhlas akan menghancurkan kehidupan.

Prof. Dr. Ahmad Tafsir
(materi ceramah tarawih 13 Agustus 2012, Pusdai Jawa Barat)
Di tulis ulang oleh Sayyid

 

Menyandingkan Kedokteran Modern dengan Thibbun Nabawi

 

images (1)

Menyandingkan Kedokteran Modern dengan Thibbun Nabawi
Yang mendorong kami mengangkat tema ini adalah kami menemukan langsung beberapa orang yang salah paham mengenai pengobatan khususnya thibbun nabawi dan kedokteran barat modern. Kesalahpahaman tersebut berdampak timbul angapan bahwa kedokteran barat modern bertentangan semua dengan thibbun nabawi, sikap anti total terhadap pengobatan barat modern, kemudian bila memilih pengobatan selain thibbun nabawi berarti tidak cinta kepada sunnah serta dipertanyakan keislamannya. Padahal kedokteran barat modern dapat dikombinasikan dengan thibbun nabawi atau dipakai bersamaan. Dan juga ada beberapa tulisan tulisan mengenai hal ini yang menyebar melalui dunia nyata dan dunia maya. Oleh karena itu, dengan mengharap petunjuk dari Allah Ta’ala kami mencoba mengangkat tema ini.

Contoh Kesalah pahaman

Salah satunya yakni mengangap bahwa bila sakit seseorang harus bahkan wajib berobat dengan thibbun nabawi, kemudian ditambah lagi dengan adanya anggapan yang kurang benar mengenai kedokteran modern misalnya,

  • Berasal dari orang kafir
  • Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh
  • Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih
  • pengobatan nabawi dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Berikut contoh yang kami temui langsung dengan adanya kesalah pahaman tersebut.

Contoh pertama

Seorang senior kami penuntut ilmu agama [sekarang beliau adalah pengasuh situs islam yang cukup terkenal], ia sudah terkena demam cukup tinggi selama tiga hari, ditambah batuk dan pilek. Tapi beliau tidak mau mengkonsumsi obat-obat kimia dari kedokteran barat, apalagi konsultasi ke dokter. Beliau hanya mengkomsumsi madu dan habbatus sauda selama sakit, akan tetapi qaddarullah, Allah belum berkehendak memberikan kesembuhan kepadanya, kemudian ustadz kami menanyakan kepada beliau kenapa tidak periksa ke dokter. Saya [penulis] juga sempat berdiskusi dengan beliau, saya berkata, mengapa tidak dikombinasi saja pengobatannya minum obat kedokteran barat dengan minum  madu dan habbatus sauda. Sebab demam tinggi jika tidak diobati akan berdampak cukup serius bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi obat penurun panas sederhana seperti paracetamol maka demam tubuh bisa turun dan kondisi tubuh bisa lebih stabil untuk melakukan upaya penyembuhan sendiri melalui imunitas tubuh.

Contoh kedua

Ada seseorang yang berkata kepada saya [penulis] ketika membicarakan tentang diare, ia mengatakan jika seorang anak diare, tidak perlu dibawa ke dokter, cukup diberi campuran air minum plus madu maka diarenya dapat sembuh. Ia membuktikan bahwa anaknya sembuh dengan terapi tersebut. Kemudian ia berkata, jika di bawa ke dokter nanti malah diinfus seperti anak temannya, anaknya kesakitan disuntik infus kemudian butuh biaya juga buat infus.

Mengenai hal ini  kami ingin menjelaskan bahwa dalam ilmu kedokteran modern, anak diare dan mengalami dehidrasi tidak langsung  dipasang infus akan tetapi diterapi sesuai dengan tingkat dehidrasinya. Dalam kedokteran modern dehidrasi diare ada tiga derajat berdasarkan gejalanya:

1 . tanpa dehidrasi [kehilangan cairan <5% berat badan]
2. dehidrasi sedang [kehilangan cairan 5-10% berat badan]
3. dehidrasi berat [kehilangan cairan >10% berat badan]
[lihat Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak hal. 50, IDAI, 2004]

Untuk terapinya, diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang diterapi dengan cairan oral, yaitu diberi minum seperti biasa [jika masih bisa minum] dengan menggunakan ukuran tertentu khususnya sesudah diare dan muntah. Dan terapi dengan air minum plus madu adalah terapi yang tepat dalam kasus ini.

Tetapi pada kasus dehidrasi berat pada anak, terlebih lagi jika anak muntah-muntah dan tidak bisa minum karena pengaruh penyakitnya maka jalan terakhir adalah penggantian cairan melalui infus. Karena dehidrasi berat pada anak cukup berbahaya jika dibiarkan lama, dapat menyebabkan kematian, terlebih lagi pada anak yang umurnya masih beberapa bulan. Maka yang perlu kami sorot dalam kasus ini adalah, sikap anti total terhadap kedokteran barat modern dan seolah-olah kedokteran barat itu bertentangan semuanya dengan thibbun nabawi.

Memperbaiki Kesalahpahaman

Kami mencoba memperbaiki kesalahpahaman tersebut.

1.      Kedokteran modern berasal dari barat
Anggapan semakin kuat dengan orang barat yang notabenenya kafir pasti menginginkan kehancuran bagi umat islam dan ada makar ingin menggantikan pengobatan nabawi pada umat islam. Maka hal ini terlalu jauh berpikir ke arah sana.

Mesti diketahui bahwa kedokteran barat modern yang sekarang adalah pegembangan dari kedokteran yang dahulunya dikembangkan dan ditemukan oleh orang Islam dan para tabib cendikiawan muslim yaitu disaat Islam mencapai puncak kejayaannya dalam kemajuan ilmu pengetahuan seperti saat dinasti Abbasiyah. Tehnik pengobatan yang dikembangkan oleh tabib  cendikiawan muslim itu bahkan hampir dipakai di seluruh dunia. Dan banyak dokter dan tabib dari negara lain yang datang belajar kepada tabib muslim saat itu.

Kemudian di saat dinasti Abbasiyah runtuh, maka orang-orang kafir yang menggulingkan dinasti Abbasiyah mengambil semua ilmu dan menguasai perpustakaan sumber ilmu. Kemudian mereka orang orang kafir berlomba lomba mengklaim diri mereka dan mengumumkan kepada dunia bahwa mereka sebagai penemu teori dan ilmu pengetahuan di saat itu. Padahal tidak sedikit dari mereka yang hanya mencontoh total penemuan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan sebelumnya oleh cendikiawan muslim. Termasuk dalam hal ini ilmu kedokteran. Sehingga tidak benar sepenuhnya kedokteran barat adalah hasil usaha mereka dan berasal dari orang kafir barat.

Kita dapat membaca sejarah bagaimana tabib cendikiawan muslim dahulunya dengan kitab-kitab pedoman kedokteran karangan mereka dan buku-buku mereka bahkan ada yang menjadi pegangan kedokteran barat sampai saat ini. Sebutlah tabib muslim seperti Muhammad bin Zakaria Al-Razi di barat dikenal dengan Razes, ahli bedah Al-Zahrawi dikenal dengan Abulcasis, Ibnu Rusdy atau Averroes, Ibnu El-Nafis, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dan masih banyak yang lainnya.

Kemudian walaupun pengembangan selanjutnya dilakukan oleh ilmuan barat yang notabenenya kafir, maka kita tidak semata-mata langsung berpikiran negatif dan tidak berlaku adil kepada mereka. Jika memang ilmu kedokteran tersebut bermanfaat dan benar maka kita perlu juga mempelajarinya dan bisa menggunakannya. Sebagaimana fasilitas saat ini seperti mobil, kereta, pesawat dan alat-alat elektronik lainnya. Kita tetap harus adil dalam menyikapi hal ini. Allah  Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِين

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Mumtahah: 8]

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah,

لا ينهاكم الله عن البر والصلة، والمكافأة بالمعروف، والقسط للمشركين، من أقاربكم وغيرهم،حيث كانوا بحال لم ينتصبوا لقتالكم في الدين والإخراج من دياركم، فليس عليكم جناح أن تصلوهم، فإن صلتهم في هذه الحالة، لا محذور فيها ولا مفسدة

“Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik, menyambung silaturrahmi, membalas kebaikan , berbuat adil kepada orang-orang musyrik, baik dari keluarga kalian dan orang lain. Selama mereka tidak memerangi kalian karena agama dan selama mereka tidak mengusir kalian dari negeri kalian, maka tidak mengapa kalian menjalin hubungan dengan mereka karena menjalin hubungan dengan mereka dalam keadaan seperti ini tidak terlarang dan tidak mengandung kerusakan.” [Taisir Karimir Rahmah hal. 819, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. Ke-1, 1424 H]

2.      Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh

Memang obat-obat kedokteran barat modern menggunakan bahan kimia. Tetapi bahan kimia yang digunakan sudah diteliti dan sudah diatur dosisnya agar sesuai dengan terapi yang diinginkan. Dan ini juga berlaku pada beberapa  obat obat alami dan thibbun nabawi, jika dosis habbatus sauda berlebihan dikonsumsi maka akan berefek negatif bagi tubuh karena habbatus sauda mengandung bahan aktif seperti thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ),  thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY).

Dalam kedokteran barat modern dikenal ungkapan,

“ All substances are poison. There is none that is not poison, the right dose and indication deferentiate a poison and a remedy”
“Semua zat adalah [berpotensi menjadi] racun. Tidak ada yang tidak[berpotensi menjadi] racun. Dosis dan indikasi yang tepat membedakannya apakah ia racun atau obat”
[Toksikologi hal. 4, Bag Farmakologi dan Toksikologi UGM, 2006]

Oleh karena itu, kedokteran modern barat dalam teorinya tidak gegabah begitu saja dalam memberikan terapi  obat-obatan kimia. Tetapi sesuai dengan dosis dan indikasi pengobatan. Jika penyakit dibiarkan dan lebih berbahaya, maka lebih baik memkonsumsi obat bahan kimia yang walaupun juga asalnya berbahaya tetapi bisa menyembuhkan dengan dosis yang tepat. Begitu juga dengan operasi pembedahan, dilakukan sesuatu yang berbahaya bagi tubuh “merusaknya” dengan menyayat dan membelah, tetapi ini demi kesembuhan. Prinsip ini diajarkan dalam Islam seusai dengan kaidah fiqhiyah,

إذا تعارض ضرران دفع أخفهما

” Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka di ambil yang paling ringan “

Dan bila kita kembali ke pengertian zat kimia, maka zat kimia itu ada yang alami dan ada yang buatan. Obat-obatan pada kedokteran modern juga ada yang menggunakan bahan kimia alami. Begitu juga dengan bahan thibbun nabawi seperti habbatus sauda juga mengandung zat kimia aktif seperti thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ),   thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY) yang merupakan zat aktif. Zat kimia aktif bisa lebih berbahaya jika mencapai dosis tertentu. Sehingga perlu juga dilakukan penelitian mengenai dosis dan indikasinya atau pengobatan dengan habbatus sauda di lakukan oleh ahlinya yang tahu metode pengobatan dan berpengalaman. Kita percaya benar bahwa habbatus sauda merupakan obat segala penyakit, tetapi orang yang meramu dan melakukan pengobatannya juga harus ahli. Sebagaimana pedang yang sangat tajam, tetapi untuk berfungsi dengan baik saat peperangan misalnya perlu tangan terlatih yang menggunakannya.

3.      Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih pengobatan nabawi dan tidak mengikuti sunnah

Ini adalah pandangan kaku sebagian kecil saudara kita, perlu diketahui hukum asal berobat adalah mubah karena ini adalah masalah dunia dan tidak berkaitan dengan ibadah. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah,

الأصل في الأشياء الإباحة

“Hukum asal sesuatu [perkara dunia] adalah mubah”

Begitu juga dengan thibbun nabawi, akan tetapi jika bisa mendapat pahala jika melakukan thibbun nabawi atas dasar kecintaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena perkara mubah bisa menjadi sunnah, wajib, makruh atau haram sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selaras dengan kaidah fiqhiyah,

الوسائل لها أحكام المقاصد

“hukum wasilah [perkara mubah] sesuai dengan hukum tujuan”

Oleh karena itu seseorang boleh berobat dengan thibbun nabawi, boleh juga tidak dan jika ia tidak menggunakan thibbun nabawi ia tidak berdosa dan tidak tercela. Ia menjadi tercela jika tidak beriman dan tidak percaya keutamaan thibbun nabawi. Misalnya tidak percaya, bahwa air zam-zam itu khasiatnya sesuai hajat peminumnya, tidak percaya bahwa madu itu penyembuh bagi manusia [syifaa’un linnaas]. Tidak percaya bahwa habbatus sauda adalah obat segala penyakit dan lain-lain. Karena dalil-dalil tersebut sahih.

Thibbun nabawi sebaiknya diutamakan dan sebaiknya bukan alternatif

Ini bukan berarti wajib menggunakan thibbun nabawi, tetapi sebaiknya diutamakan dalam melakukan pengobatan. Tetapi perlu diingat juga, jika ada yang memilih tidak menggunakan thibbun nabawi maka ia tidak berdosa dan tidak tercela. Selayaknya kita sebagai umat Islam lebih mengutamakan thibbun nabawi, Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata,

طب النبي صلى الله عليه وسلم متيقنلبرء لصدوره عن الوحي وطب غيره أكثره حدس أو تجربة

“Pengobatan ala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diyakini mendatangkan kesembuhan karena bersumber dari wahyu, sedangkan pengobatan yang lainnya, kebanyakan berdasarkan praduga dan eksperimen.” [Fathul Baari 10/170, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah]

Obat alami dahulu baru obat kimia

Salah satu kampanye yang digaungkan di zaman modern ini adalah “back to nature”, kami sangat setuju dengan hal ini, terlebih-lebih jika menggunakan thibbun nabawi dan zat-zat yang disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah seperti Madu dan Habbatus sauda.

Seorang ulama besar sekaligus dokter di zamannya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu berkata,

وقد اتفق الأطباء على أنه متى أمكن التداوي بالغذاء لا يعدل عنه إلى الدواء، ومتى أمكن بالبسيط لا يعدل عنه إلى المركب.قالوا وكل داء قدر على دفعه بالأغذية والحمية، لم يحاول دفعه بالأدوية

“Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan (kimiawi, pent.). Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan, ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan dan tindakan preventif tertentu, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan’.” [Thibbun Nabawi lii Ibnil Qayyim hal. 9, Maktabah Ats-Tsaqafi, Kairo]

Oleh karena itu jika sakit maka sebaikinya jangan langsung mengkonsumsi obat-obat kimia, sebaiknya menggunakan bahan alami dahulu. Atau jika penyakitnya cukup ringan tidak perlu menggunakan obat, biarlah imunitas tubuh yang bekerja sehingga imunitas tubuh juga tidak manja dan terlatih melawan penyakit. Tetapi ini adalah pilihan karena pengobatan juga melibatkan faktor sugesti, ada yang sugestinya sembuh jika menggunakan obat alami tertentu, sembuh dengan sugesti dengan obat kimia tertentu.

RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM TIDAK DIUTUS MENJADI AHLI PENGOBATAN

Bisa kita lihat dalam kisah hadist berikut,

عَنْ سَعْدٍ، قَالَ: مَرِضْتُ مَرَضًا أَتَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي فَوَضَعَ يَدَهُ بَيْنَ ثَدْيَيَّ حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَهَا عَلَى فُؤَادِي فَقَالَ: «إِنَّكَ رَجُلٌ مَفْئُودٌ، ائْتِ الْحَارِثَ بْنَ كَلَدَةَ أَخَا ثَقِيفٍ فَإِنَّهُ رَجُلٌ يَتَطَبَّبُ فَلْيَأْخُذْ سَبْعَ تَمَرَاتٍ مِنْ عَجْوَةِ الْمَدِينَةِ فَلْيَجَأْهُنَّ بِنَوَاهُنَّ ثُمَّ لِيَلُدَّكَ بِهِنَّ

Dari Sahabat Sa’ad mengisahkan, pada suatu hari aku menderita sakit, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku, beliau meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai-sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya engkau menderita penyakit jantung, temuilah  Al-Harits bin Kalidah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang tabib. Dan hendaknya dia [Al-Harits bin Kalidah] mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.” [HR. Abu Dawud no.2072]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu ramuan obat yang sebaiknya diminum, akan tetapi beliau tidak meraciknya sendiri tetapi meminta sahabat Sa’ad radhiallahu ‘anhu agar membawanya ke Al-Harits bin Kalidah sebagai seorang  tabib. Hal ini karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tahu ramuan obat secara global saja dan Al-Harits bin Kalidah sebagai tabib mengetahui lebih detail komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.

Jadi pengobatan yang diberi petunjuk oleh Islam dalam thibbun nabawi bukan satu-satunya cara untuk berikhtiar mencapai kesembuhan, metode pengobatan lainnya juga bisa digunakan untuk mencapai kesembuhan atas izin Allah Ta’ala. Terlebih lagi jika pengobatan sudah teruji dan terbukti melalui penelitian dan eksperimen, artinya lebih banyak yang sembuh menggunakannya dari pada yang tidak sembuh. Pengobatan lainnya seperti kedokteran cina, kedokteran Yunani dan termasuk kedokteran barat modern saat ini.

Ada yang tidak sembuh dengan thibbun nabawi

Mengapa bisa tidak sembuh? Padahal jelas thibbun nabawi bahwa obat bagi segala macam penyakit, penyembuh bagi manusia. Maka jawabannya cukup panjang jika dijabarkan, namum di sini kita bahas beberapa aspek saja. semoga di lain kesempatan kita bisa membahasnya dengan panjang lebar.

Salah satu penyebab tidak sembuh adalah kurang tepat dalam:

  • Mendiagnosa penyakit
  • Memilih obat
  • Menggunakan dosis obat
  • Menghindari berbagai pantangan yang dapat menghambat kerja atau berkebalikan kerjanya dengan obat

Sehingga walaupun sudah pasti habbatus sauda adalah obat bagi segala macam penyakit dan madu adalah penyembuh bagi manusia [syifaa’un linnaas], akan tetapi ini masih bahannya saja, perlu kemampuan lagi untuk tepat dalam  mendignosis penyakit, memilih obat, menggunakan dosis obat, meraciknya dan mengkombinasi dengan obat yang lainnya. Sehingga untuk lebih efektif pengobatannya lebih baik berkonsultasi kepada ahlinya atau tabib.

Sementara apa yang diterapkan pada kasus contoh pertama yang kami sebutkan di atas, hanya mengkonsumsi habbatus sauda dan madu secara biasa [asal-asalan] dan dilakukan secara mandiri tanpa tahu apa penyakitnya, bagaimana  dosisnya dan bagaimana racikannya. Ini juga yang dilakukan sebagian kecil saudara kita.

Ibnu hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata,

فقد اتفق الأطباء على أن المرض الواحد يختلف علاجه باختلاف السن والعادة والزمان والغذاء المألوف والتدبير وقوة الطبيعة…لأن الدواء يجب أن يكون له مقدار وكمية بحسب الداء إن قصر عنه لم يدفعه بالكلية وإن جاوزه أو هي القوة وأحدث ضررا آخر

“Seluruh tabib telah sepakat bahwa pengobatan suatu penyakit berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan umur,  kebiasaan, waktu, jenis makanan yang biasa dikonsumsi, kedisiplinan dan daya tahan fisik… karena obat harus sesuai kadar dan jumlahnya dengan penyakit, jika dosisnya berkurang maka tidak bisa menyembuhkan dengan total dan jika dosisnya berlebih dapat menimbulkan bahaya yang lain.” [Fathul Baari 10/169-170, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah]

Begitu juga dengan Al-Quran yang diturunkan sebagai penyembuh baik penyakit hati dan badan, kita bisa contoh dalam hadits sahabat Abu Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu membacakan ruqyah Al-Fatihah kepada kepala suku yang tersengat kalajengking dan atas izin Allah Ta’ala sembuh. Lalu ada yang pernah mencoba dengan pasien yang sakit demam ringan tetapi qaddarullah tidak sembuh. Maka bukan Al-Qurannya yang salah tetapi manusianya yang kurang Iman dan tawakkalnya. Ibaratnya thibbun nabawi adalah sebuah pedang yang pasti tajam, akan tetapi pedang tajam tersebut berguna dengan tepat jika dipegang oleh ahlinya.

Di zaman ini di mana sangat sulit kita mendapatkan orang seperti sahabat Abu Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, maka tidak menutup kemungkinan pengobatan lain juga bisa digunakan seperti kedokteran barat modern dan pengobatannya juga bisa dikombinasikan dan berjalan bersamaan.

Kedokteran modern barat yang diakui oleh dunia

Sekali lagi kita tidak perlu anti total terhadap kedokteran modern barat karena prinsip kedokteran barat adalah  berdasarkan penelitian ilmiah dan melalui berbagai macam tingkat pengujian dan percobaan atau apa yang dikenal dengan istilah evidance based medicine. Bahkan pengobatan tradisional dan pengobatan lainnya jika sudah melewati tahap peneltian dan berhasil maka akan dimasukkan dalam metode pengobatan modern barat seperti akupuntur yang sudah banyak digunakan oleh dokter dan sudah ada di berbagai rumah sakit.

Kedokteran modern barat sudah banyak terbukti, dipakai dan diakui oleh hampir seluruh negara di dunia. Kami melihat sendiri di UGD rumah sakit bagaimana kasus-kasus gawat darurat yang jika tidak ditangani dengan cepat maka akan menerenggut nyawa. Seperti hipoglikemi, keracunan bisa ular, hipotensi, hipertensi dan kasus syok kehilangan kesadaran, maka dengan terapi kedokteran modern saat ini semua itu bisa ditangai lebih awal atau minimal menyelamatkan nyawa seseorang.

Satu lagi yang kami ingin sampaikan bahwa setahu kami, pengobatan dengan bahan-bahan alami dan tradisional memiliki cara kerja yang bersifat umum dan kurang spesifik seperti memperlancar peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengaktifkan saraf yang kurang bekerja.

Sebagaimana habbatus sauda, penelitian ilmiah membuktikan bahwa habbatus sauda dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam benar bahwa habbatus sauda obat bagi segala macam penyakit karena teorinya jika daya tahan tubuh baik dan meningkat maka semua penyakit pasti akan sembuh. Akan tetapi jika hanya mengandalkan daya tahan tubuh maka untuk penyakit yang agak berat mungkin akan memakan waktu yang lama, belum lagi jika ada penyulitnya seperti penyakit tersebut bisa menekan daya tahan tubuh, misalnya penyakit kanker atau infeksi bakteri ganas.

Maka kedokteran modern barat dengan penelitian ilmiah sampai ke tingkat sel dan reseptor sel, bisa memilih obat yang spesifik dan langsung bekerja menemui sasarannya. Langsung melawan sel kanker dan langsung bisa melawan bakteri. Sehingga diharapkan penyembuhan bisa terjadi dengan lebih cepat. Apalagi jika kedua pengobatan barat modern dan thibbun nabawi dikombinasikan, maka diharapkan penyembuhan bisa lebih cepat lagi dengan izin Allah Ta’ala.

Penutup

Semoga apa yang kami sampaikan bisa berguna bagi kita semua, semoga semakin banyak dokter dan cendikiawan muslim yang bisa mengembangkan thibbun nabawi dan mempopulerkannya kembali di masyarakat dan semoga dokter muslim kembali menguasi pengobatan modern yang dahulunya dikuasai oleh kaum muslimin. Terlebih-lebih mereka bisa mengkombinasikannya dengan thibbun nabawi.

Hal Ini mengingatkan kami dengan apa yang menjadi penyesalan Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu kepada kelalaian umat Islam terhadap Ilmu medis sehingga beliau berkata,

ضَيَّعُوا ثُلُثَ العِلْمِ وَوَكَلُوهُ إِلَى اليَهُوْدِ وَالنَّصَارَى

“Umat Islam telah menyia-nyiakan sepertiga Ilmu dan meyerahkannya kepada umat Yahudi dan Nasrani.”   [Siyar  A’lam An-Nubala Adz-Dzahabi 8/258, Darul Hadits, Koiro, 1427 H, Asy-Syamilah]

Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid
16 Shafar 1433 H bertepatan 10 Januari 2012
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Muraja’ah: Ustadz Aris Munandar, SS. MA. hafizhohullah[beliau adalah guru agama penulis, kami banyak mengambil ilmu dari beliau] – Artikelwww.muslimafiyah.com

Silaturahmi

images

Silaturahmi
Terinspirasi dari sebuah hadist nabi.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأُ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahimnya.” (HR. Al-Bukhari 10/348, Muslim no. 2558, Abu Dawud no. 1693)

Hadist tersebut kiranya bisa menjadi motivasi buat kita untuk menggugah gairah bersilaturahim. Mempererat hubungan persaudaraan dan kekeluargaan kita bersama.

Manfaat Bersilaturahim

1. Mendapatkan ridho Allah .

2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”

3. Menambah rejeki dan memanjangkan usia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahimnya.”

4. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.

kita mungkin pernah dengar kalau tidak akan masuk surga orang yang suka memutus tali silaturahmi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahim.” (HR. Bukhari & Muslim )
Jadi perbanyaklah silaturahmi kepada saudara, teman tetangga maupun orang yang di tuakan atau yang kita jadikan panutan ( misalnya ulama )

http://www.kabarislam.com/

https://wahaseto.wordpress.com/

Doa dan Keutamaan Shalat Tahajud

Doa dan Keutamaan Shalat Tahajud

Shalat Tahajud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah mengerjakan shalat Isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur, meskipun itu hanya sebentar.

Hukum Shalat Tahajjud adalah Sunnat Mu’akkad, Yaitu : Sunnat yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan, karenanya maka Rasul SAW sangat menganjurkan kepada para umatnya untuk senantiasa mengerjakan shalat Tahajud. Menurut para ulama, bilangan rakaat shalat Tahajud itu sekurang-kurangnya adalah dua rakaat, dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Dikerjakan setiap dua rakaat

Ayat Al-Quran dan Hadits yang menganjurkan untuk Shalat Tahajud.

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.Dan orang yang melalui malam hari dengan sujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”

Rasulullah SAW bersabda :

“Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada TUHAN kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan (HR.Imam Tarmidji & Ahmad)

Doa Setelah Shalat Tahajud (untuk memperjelas doa dalam bahasa Arab, klik pada gambar!)
doa setelah sholat tahajud,doa sholat tahajud,doa sholat hajat,doa sesudah sholat tahajud,doa setelah shalat tahajud,doa setelah shalat tahajjud,doa setelah sholat tahajud bahasa arab,doa tahajud tulisan arab,sholat tahajud keutamaan shalat tahajud 2,doa tahajud,doa sholat tahajud dan artinya,keutamaan sholat tahajud,doa dalam shalat tahajud,keutamaan shalat tahajud,doa sesudah sholat tahajud tulisan arab,shalat tahajud,sholat hajat yang benar,doa sesudah shalat tahajud,tahajud,doa setelah solat tahajud,rahmat muntaha com,doa sholat tahajud bahasa arab,KEUTAMAAN TAHAJUD,doa niat sholat tahajud,sholat tahajud yang benar,shalat,doa sholat hajat dalam bahasa arab,doa setelah sholat dhuha tulisan arab,doa sesudah solat tahajud,hikmah shalat tahajud

 


Allahumma lakalhamdu annta nuurussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna wa lakalhamdu annta, wa lakalhamdu annta qayyimussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta rabbussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta mulkussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu annta malikussamaawaati wal’ardhi wa manfiihinna, wa lakalhamdu anntalhaqq wa wa’dukalhaqq, wa liqaa’uka haqq, wa qauluka haqq, waljannatu haqq, wannaaru haqq, wannabiyuuna haqq, wa muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallam haqq, wassaa’atu haqq. Allaahumma laka aslamtu wa ‘alaika tawakkaltu wa bika aamanntu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu wa ilaika haakamtu faghfirlii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu, anntalmuqaddimu wa anntalmu’akhkhiru laa ilaaha illaa annta anta ilaahii laa ilaaha illaa annta.

Artinya:

“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.

Untuk Tata Cara Shalat tahajud sama dengan shalat sunah lainnya atau shalat dua Rakaat dengan niat sebagai berikut :
Ushollii sunatan Tahajudi rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an  lillaahi ta’aalaa.

Artinya :
“Niat aku sholat sunah tahajud dua raka’at menghadap qiblat  karena Allah”.

Incoming search terms:
doa setelah sholat tahajud,doa sholat tahajud,doa sholat hajat,doa sesudah sholat tahajud,doa setelah shalat tahajud,doa setelah shalat tahajjud,doa setelah sholat tahajud bahasa arab,doa tahajud tulisan arab,sholat tahajud keutamaan shalat tahajud 2,doa tahajud,doa sholat tahajud dan artinya,keutamaan sholat tahajud,doa dalam shalat tahajud,keutamaan shalat tahajud,doa sesudah sholat tahajud tulisan arab,shalat tahajud,sholat hajat yang benar,doa sesudah shalat tahajud,tahajud,doa setelah solat tahajud,rahmat muntaha com,doa sholat tahajud bahasa arab,KEUTAMAAN TAHAJUD,doa niat sholat tahajud,sholat tahajud yang benar,shalat,doa sholat hajat dalam bahasa arab,doa setelah sholat dhuha tulisan arab,doa sesudah solat tahajud,hikmah shalat tahajud

rahmatmuntaha.com/

Saat-Saat Terkabulnya Doa

Saat-Saat Terkabulnya Doa

Berdoa dianjurkan kapan saja. Tetapi ada saat-saat istimewa. Kapan?

1. Waktu sepertiga malam terakhir saat orang lain terlelap dalam tidurnya. Allah SWT berfirman:
“…Mereka (para muttaqin) sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam, mereka memohon ampun (kepada Allah).”(QS. Adz-Dzariyat: 18-19).

Rasulullah SAW bersabda:
“Rabb (Tuhan) kita turun di setiap malam ke langit yang terendah, yaitu saat sepertiga malam terakhir, maka Dia berfirman : Siapa yang berdoa kepadaKu maka Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka Aku berikan kepadanya, dan siapa yang meminta ampun kepadaKu maka Aku ampunkan untuknya”. (HR. Al-Bukhari no. 1145, 6321 dan Muslim no. 758).

Dan Amr bin Ibnu Abasah mendengar Nabi SAW bersabda:
“Tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan shalat pada sepertiga malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan di-shahih-kan oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, Adz-Dzahabi, dan Al-Albani).

2. Waktu antara adzan dan iqamah, saat menunggu shalat berjama’ah. Sayangnya waktu mustajab ini sering disalahgunakan sebagian umat Islam yang kurang mengerti sunnah atau oleh orang yang kurang menghargai sunnah, sehingga diisi dengan hal-hal yang tidak baik dan tidak dianjurkan Islam, membicarakan urusan dunia, atau hal-hal lain yang tidak bernilai ibadah.

Hal-hal semacam ini sangat merugikan pelakunya karena tidak mengikuti sunnah Nabi SAW dengan sempurna.

Ketentuan waktu ini berdasarkan hadits Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Doa itu tidak ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah!” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban, shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan menurut Al-Arnauth dalam Jami’ul Ushul).

Juga berdasarkan hadits Abdullah bin Amr Ibnul Ash RA, bahwa ada seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu telah mengungguli kita”, maka Rasulullah SAW bersabda: “Ucap-kanlah seperti apa yang diucapkan oleh para muadzin itu dan jika kamu selesai (menjawab), maka memohonlah, kamu pasti diberi.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban, di-hasan-kan oleh Al-Arnauth dan Al-Albani).

3. Pada waktu sujud. Yaitu sujud dalam shalat atau sujud-sujud lain yang diajarkan Islam. Seperti sujud syukur, sujud tilawah dan sujud sahwi. Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Keberadaan hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).

Dan hadits Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah SAW membuka tabir (ketika beliau sakit), sementara orang-orang sedang berbaris (shalat) di belakang Abu Bakar RA, maka Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya tidak tersisa dari mubasysyirat nubuwwah (kabar gembira lewat kenabian) kecuali mimpi bagus yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan untuknya. Ingatlah bahwasanya aku dilarang untuk membaca Al-Qur’an ketika ruku’ atau ketika sujud. Adapun di dalam ruku’, maka agungkanlah Allah dan adapun di dalam sujud, maka giat-giatlah berdoa, sebab (hal itu) pantas dikabulkan bagi kalian.” (HR. Muslim).

4. Setelah shalat fardlu. Yaitu setelah melaksanakan shalat-shalat wajib yang lima waktu, termasuk sehabis shalat Jum’at. Allah berfirman:
“Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan selesai shalat.” (QS. Qaaf: 40).

Juga berdasarkan hadits Umamah Al-Bahili, ia berkata : “Rasulullah SAW ditanya tentang doa apa yang paling didengar (oleh Allah), maka beliau bersabda: “Tengah malam terakhir dan setelah shalat-shalat yang diwajibkan.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata: hadist ini hasan).

Karena itu Imam Syafi’i dan para pengikutnya berkata, dianjurkan bagi imam dan makmumnya serta orang-orang yang shalat sendirian memper-banyak dzkir, wirid dan doa setelah selesai shalat fardhu. Dan dianjurkan membaca dengan pelan, kecuali jika makmum belum mengerti maka imam boleh mengeraskan agar makmum menirukan. Setelah mereka mengerti, maka semua kembali pada hukum semula yaitu sirri (samar-samar). (Syarh Muhadzdzab, III/487).

5. Pada waktu-waktu khusus, tetapi tidak diketahui dengan pasti batasan-batasannya. yaitu sesaat di setiap malam dan sesaat setiap hari Jum’at. Hal ini berdasarkan hadist Jabir RA, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya di malam hari ada satu saat (yang mustajab), tidak ada seorang muslim pun yang bertepatan pada waktu itu meminta kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat melainkan Allah pasti memberi kepadanya.” (HR. Muslim).

Hadits Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut hari Jum’at, beliau bersabda:
“Di dalamnya ada satu saat (yang mustajab) tidaklah seorang hamba muslim yang kebetulan waktu itu sedang mendirikan shalat (atau menunggu shalat) dan memohon kepada Allah sesuatu (hajat) melain-kan Allah pasti mengabulkan permo-honannya.” dan Nabi mengisyaratkan dengan tangannya akan sedikitnya saat mustajab itu. (HR. Al-Bukhari).

Di dalam hadist Muslim dan Abu Dawud dijelaskan: “Yaitu waktu antara duduknya imam (khatib) sampai selesainya shalat (Jum’at)”. Inilah riwayat yang paling shahih dalam hal ini. Sedangkan dalam hadist Abu Dawud yang lain Nabi memerintahkan agar kita mencarinya di akhir waktu Ashar.

An-Nawawi rahimmahullah menjelaskan bahwa para ulama berselisih dalam menentukan saat ijabah ini menjadi sebelas pendapat. Yang benar-benar saat ijabah adalah di antara mulai naiknya khatib ke atas mimbar sampai selesainya imam dari shalat Jum’at. Hal ini berdasarkan hadist yang sangat jelas dalam riwayat Muslim di atas.

Imam An-Nawawi rahimmahullah melanjutkan: “Adapun hadist yang berbunyi: ‘Carilah saat itu pada akhir sesudah Ashar’ (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad shahih), maka hal ini memberi kemungkinan bahwa saat ijabah itu bisa berpindah-pindah, kadang-kadang di saat ini, kadang-kadang di saat itu seperti halnya lailatul qadar.”

Imam Ahmad rahimmahullah berkata: “Kebanyakan ahli hadits menyatakan saat itu adalah setelah Ashar dan diharapkan setelah tergelincirnya matahari.” Lain dengan Ibnu Qayyim. Beliau menjadikannya sebagai dua waktu ijabah yang berlainan. Dalam Kitab Al-Jawabul Kafi beliau berkata:

“(Pertama), jika doa itu disertai dengan hadirnya kalbu dan totalitasnya dalam berkonsentrasi terhadap apa yang diminta, dan bertepatan dengan salah satu dari waktu-waktu ijabah yang enam itu, yaitu :

1. Sepertiga akhir dari waktu malam.
2. Ketika adzan.
3. Waktu antara adzan dan iqamah.
4. Setelah shalat-shalat fardlu.
5. Ketika imam naik ke atas mimbar pada hari Jum’at sampai selesainya shalat Jum’at pada hari itu.
6. Waktu terakhir setelah Ashar”.

(Kedua), jika doa tadi bertepatan dengan kekhusyu’an hati, merendahkan diri di hadapan Sang Penguasa. Menghadap kiblat, berada dalam kondisi suci dari hadats, mengangkat kedua tangan, memulai dengan tahmid (puji-pujian), kemudian membaca shalawat atas Muhammad. Lalu bertobat dan beristighfar sebelum menyebutkan hajat. Kemudian menghadap kepada Allah, bersungguh-bersungguh dalam memohon dengan penuh kefaqiran, dibarengi dengan rasa harap dan cemas. Dan bertawassul dengan asma dan sifatNya serta mentauhidkanNya. Lalu ia dahului doanya itu dengan sedekah terlebih dahulu, maka doa seperti itu hampir tidak tertolak selamanya. Apalagi jika memakai doa-doa yang dikabarkan Nabi SAW sebagai doa yang mustajab atau yang mengandung Al-Ismul-A’zham (Nama Allah Yang Mahabesar).” Ya Allah, kabulkanlah doa-doa kami.

Sumber rujukan :
Syekh Muhammad Thariq Muhammad Shalih, A’malul Muslim filYaumi wal Lailah.
Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fathul Bari 11/132.
An-Nawawi, Majmu’ IV/487 dan 548 -550.
Ibnu Qayyim, Al-Jawabul Kafi Hal 12.
Dan lain-lain.BawahUmum(“”, “Saat-Saat Terkabulnya Doa”, “Abu Hamzah

Saat-Saat Terkabulnya Doa


Saat-Saat Terkabulnya Doa,doa doa mustajab, doa yang dikabul, doa istimewah, doa yang di kabulkan allah, cara berdoa, adab dan doa di ijabah

Doa Qunut dan terjemahnya

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahnya

Qunut merupakan doa yang dilakukan pada Shalat Subuh atau Shalat Withir. Hukum Doa Qunut adalah Sunnah Muakkad/ab’ad (sunnah yang dikuatkan). Bagaimanakah bacaan doa qunut subuh dan dalam shalat yang lain?

 
Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan
Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

Berikut Bacaan Doa Qunut dan Terjemahannya :

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

1. Allahummahdini fiiman hadaiit

Artinya :
” Ya Allah tunjukkan aku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

2. wa ‘afinnii fiiman ‘afait..

Artinya :
” Berikan kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesihatan. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

3. watawallanii fiiman tawallaiit..

Artinya :
” Dan peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau peliharakan. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

4. wabaariklii fiima a’thoaiit..

Artinya :
” Berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

5. wakinii (birrohmatika ) syarromaa qodhoiit..

Artinya :
” Dan selamatkan aku dari bahaya yang telah Engkau tentukan. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

6. fainna kataqdhii walayuqdhoo ‘alaik..

Artinya :
” Maka sesungguhnya, Engkaulah yang menghukum dan bukannya yang kena hukum. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan
7. wainnahu layadilluman walaiit..

Artinya :
” Dan sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan
8. wala yaidzuman ‘adaiit..

Artinya :
” Dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

9. Tabaarokta robbana wata ‘alaiik..

Artinya :
” Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

10. falakalhamdu ‘alama qodhoiit..

Artinya :
” Maka bagi Engkaulah segala pujian di atas apa yang Engkau hukumkan. “

Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan

11. wa astaghfiruka wa atuubu ilaiik..

Artinya :
” Aku memohon ampun dari-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu. “

Shalawat Nabi Muhammad SAW
Bacaan Doa Qunut dan TerjemahanBacaan Doa Qunut dan Terjemahan

washallallahu ‘ala Sayyidinaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi washohbihi wasallam..

Artinya :
” Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya. “

Itulah Bacaan Doa Qunut dan Terjemahan yang semoga bermanfaat buat kita. Walaupun bacaan qunut dalam shalat hukumnya sunnah, ada baiknya kita rau dan menghapalnya.

Dari berbagai sumber dan widyadara.com
Tags : Bacaan Doa Qunut,  Bacaan Qunut Pendek,  Doa Qunut dan Maksudnya,  Doa Qunut dan Terjemahan,  Doa Qunut Subuh,  Hukum Doa Qunut,  bacaan doa qunut, doa qunut, doa qunut dan terjemahan, doa kunut, bacaan doa kunut, doa qunut subuh, doa qunut dan artinya

Doa Doa Saat Berwudhu dan Tata Cara Wudhu Lengkap

Doa Doa Saat Berwudhu dan Tata Cara Wudhu Lengkap

 

 

Doa membasuh dua telapak tangan saat berwudhu :

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحيمِ

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اْلمَاءَ طَهُوْرًا

 

Artinya: Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang menjadikan air itu suci.

 

 

 

Doa ketika berkumur saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ اَسْـقِـنِى مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لاَ أَظْمَأُ بَعْدَهاَ أَبَدًا

 

Artinya: Ya Allah, curahkan segelas air dari telaga Nabimu Muhammad SAW yang tidak akan kehausan setelah itu selama-lamanya.

 

 

 

Doa membersihkan hidung (istinsyaq dan beristintsar) saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنِى رَائِحَةَ جَـنَّتِكَ

 

Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan aku mencium harumnya surgaMu.

 

Niat Berwudhu saat membasuh muka

 

 

Niat Berwudhu saat membasuh muka

Artinya: Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil,fardhu karena Allah Ta’ala.

 

Doa ketika membasuh muka setelah niat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ

 

Artinya: Ya Allah! beri cahaya di wajahku pada hari bercahaya.

 

 

 

Doa mencuci tangan kanan saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ اَعْطِنِى كِتاَبِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَاباً يَسِيْرًا

 

Artinya: Ya Allah! berikanlah kepadaku kitabku dari sebelah kanan dan hitunglah amalanku dengan perhitungan yang mudah.

 

 

 

Doa mencuci tangan kiri saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ لاَ تُعْطِنِى كِتاَبِى مِنْ يَساَرِىْ وَ لاَ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِىْ

 

Artinya: Ya Allah! aku berlindung denganMu dari menerima kitab amalanku dari sebelah kiri atau dari sebelah belakang.

 

 

 

Doa membasahi kepala saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ مِنَ النَّارِ وَاَظِلَّنِي تَحْتَ عَرْشِكَ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّكَ

 

Artinya: Ya Allah, haramkan rambutku dan kulitku dari neraka dan lindungilah aku dari ArsyMu pada hari tidak ada perlindungan kecuali perlindunganMu.

 

 

 

Doa membasuh dua telinga saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ

 

Artinya: Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan kata dan mengikuti sesuatu yang terbaik.

 

 

 

Doa membasuh dua telapak kaki saat berwudhu :

 

اَللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمَّي عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ اْلاَقْدَامُ

 

Artinya: Ya Allah, mantapkan kedua kakiku di atas titian (shirothol mustaqim) pada hari dimana banyak kaki-kaki yang tergelincir.

 

 

Doa setelah berwudhu :

 

Artinya: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah! Jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang soleh.

Video di bawah bisa merepresentasikan tata cara berWudhu yang lengkap.

 

 

Zikir – Zikir Setelah Shalat Wajib

Zikir – Zikir Setelah Shalat Wajib

Keutamaan Berdzikir

Di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah, baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat) yaitu waktu, bilangannya dan caranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi bilangannya,atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang shahih/hasan, seperti berdzikir secara berjama’ah (lebih jelasnya lihat kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa Khatharul Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah, dan lain-lain).

 

Atau dzikir-dzikir yang sifatnya muthlaq, yaitu dzikir di setiap keadaan baik berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh ‘A`isyah bahwa beliau berdzikir di setiap keadaan (HR. Muslim). Akan tetapi tidak boleh berdzikir/menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti kamar mandi atau wc.

Diantara ayat yang menjelaskan keutamaan berdzikir adalah:

1. Firman Allah,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (Al-Baqarah:152)

2. Firman Allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzaab:41)

3. Firman Allah, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar/jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bershadaqah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzaab:35)

4. Firman Allah,

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِين

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf:205)

Adapun di dalam As-Sunnah, Diantaranya:

1. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati.” (HR. Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779)

Adapun lafazh Al-Imam Muslim adalah,

مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِيْ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

Permisalan rumah yang di dalamnya disebut nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak disebut nama Allah adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”

2. Dari ‘Abdullah bin Busrin radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syari’at Islam telah banyak atasku, maka kabarkan kepadaku dengan sesuatu yang aku akan mengikatkan diriku dengannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidziy 5/458 dan Ibnu Majah 2/1246, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/139 dan Shahiih Sunan Ibni Maajah 2/317)

3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ

Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidziy 5/175, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/9 serta Shahiihul Jaami’ Ash-Shaghiir 5/340)

Dzikir-dzikir Setelah Salam dari Shalat Wajib

Diantara dzikir-dzikir yang sifatnya muqayyad adalah dzikir setelah salam darishalat wajib. Setelah selesai mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, kita disunnahkan membaca dzikir, yaitu sebagai berikut:

1. Membaca:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

Aku meminta ampunan kepada Allah (tiga kali). Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik.” (HR. Muslim 1/414)

2. Membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki kekayaan tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhariy 1/255 danMuslim 414)

3. Membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.” (HR. Muslim1/415)

4. Membaca:

سُبْحَانَ اللهُ

Maha Suci Allah.” (tiga puluh tiga kali)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

Segala puji bagi Allah.” (tiga puluh tiga kali)

اَللهُ أَكْبَرُ

Allah Maha Besar.” (tiga puluh tiga kali)

Kemudian dilengkapi menjadi seratus dengan membaca,

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

Barangsiapa mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim 1/418 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada dua sifat (amalan) yang tidaklah seorang muslim menjaga keduanya (yaitu senantiasa mengamalkannya, pent) kecuali dia akan masuk jannah, dua amalan itu (sebenarnya) mudah, akan tetapi yang mengamalkannya sedikit, (dua amalan tersebut adalah): mensucikan Allah Ta’ala setelah selesai dari setiap shalat wajib sebanyak sepuluh kali (maksudnya membaca Subhaanallaah), memujinya (membaca Alhamdulillaah) sepuluh kali, dan bertakbir (membaca Allaahu Akbar) sepuluh kali, maka itulah jumlahnya 150 kali (dalam lima kali shalatsehari semalam, pent) diucapkan oleh lisan, akan tetapi menjadi 1500 dalam timbangan (di akhirat). Dan amalan yang kedua, bertakbir 34 kali ketika hendak tidur, bertahmid 33 kali dan bertasbih 33 kali (atau boleh tasbih dulu, tahmid baru takbir, pent), maka itulah 100 kali diucapkan oleh lisan dan 1000 kali dalam timbangan.”

Ibnu ‘Umar berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu jarinya) ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.”

Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum mengucapkan dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam shalatnya (maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang kebutuhannya (lalu dia pun pergi) sebelum mengucapkannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud no.5065, At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah no.926 dan Ahmad 2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy 1/204)

Kita boleh berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan ditambah tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali, yang penting konsisten, jika memilih yang 10 kali maka dalam satu hari kita memakai dzikir yang 10 kali tersebut.

Hadits ini selayaknya diperhatikan oleh kita semua, jangan sampai amalan yang sebenarnya mudah, tidak bisa kita amalkan.

Tentunya amalan/ibadah semudah apapun tidak akan terwujud kecuali dengan pertolongan Allah. Setiap beramal apapun seharusnya kita meminta pertolongan kepada Allah, dalam rangka merealisasikan firman Allah,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Al-Faatihah:4)

5. Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah shalatZhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya`. Adapun setelah shalat Maghrib dan Shubuh dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasa`iy 3/68, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/8, lihat juga Fathul Baari 9/62)

6. Membaca ayat kursi yaitu surat Al-Baqarah:255

Barangsiapa membaca ayat ini setiap selesai shalat tidak ada yang dapat mencegahnya masuk jannah kecuali maut. (HR. An-Nasa`iy dalam ‘Amalul yaum wal lailah no.100, Ibnus Sunniy no.121 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiihul Jaami’ 5/339 dan Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah 2/697 no.972)

7. Membaca:

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Sebagaimana diterangkan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tangannya dan berkata, “Ya Mu’adz, Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu Ya Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan di setiap selesai shalat, ucapan...” (lihat di atas):

Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiih Sunan Abi Dawud 1/284)

Do’a ini bisa dibaca setelah tasyahhud dan sebelum salam atau setelah salam. (‘Aunul Ma’buud 4/269)

8. Membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. (HR. At-Tirmidziy 5/515 dan Ahmad 4/227, lihat takhrijnya dalam Zaadul Ma’aad 1/300)

9. Membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” Setelah salam dari shalat shubuh. (HR. Ibnu Majah, lihat Shahiih Sunan Ibni Maajah 1/152 dan Majma’uz Zawaa`id 10/111)

Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah sehingga bisa mengamalkan dzikir-dzikir ini, aamiin.

Wallaahu A’lam.

Maraaji’: Hishnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy, Shahiih Kitaab Al-Adzkaar wa Dha’iifihii, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy dan Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah.

Sumber:

Dikutip dari Salafy.or.id offline Penulis: Bulletin Al Wala wal Bara,judul: Seputar masalah shalat (dzikir setelah shalat)

73 Manfaat Dzikir Bagi Manusia

73 Manfaat Dzikir Bagi Manusia

Dzikir atau mengucapkan kata-kata pujian yang mengingat kebesaran Allah SWT, adalah amalan istimewa Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Dzikir merupakan media yang membuat kehidupan Nabi dan para sahabat benar-benar hidup.

Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah mengatakan bahwa dzikir memiliki tujuh puluh tiga manfaat yaitu:

  1. Mengusir setan dan menjadikannya kecewa.
  2. Membuat Allah ridah.
  3. Menghilangkan rasa sedih,dan gelisah dari hati manusia.
  4. Membahagiakan dan melapangkan hati.
  5. Menguatkan hati dan badan.
  6. Menyinari wajah dan hati.
  7. Membuka lahan rezeki.
  8. Menghiasi orang yang berdzikir dengan pakaian kewibawaan, disenangi dan dicintai manusia.
  9. Melahirkan kecintaan.
  10. Mengangkat manusia ke maqam ihsan.
  11. Melahirkan inabah, ingin kembali kepada Allah.
  12. Orang yang berdzikir dekat dengan Allah.
  13. Pembuka semua pintu ilmu.
  14. Membantu seseorang merasakan kebesaran Allah.
  15. Menjadikan seorang hamba disebut disisi Allah.
  16. Menghidupkan hati.
  17. Menjadi makanan hati dan ruh.
  18. Membersihkan hati dari kotoran.
  19. Membersihkan dosa.
  20. Membuat jiwa dekat dengan Allah.
  21. Menolong hamba saat kesepian.
  22. Suara orang yang berdzikir dikenal di langit tertinggi.
  23. Penyelamat dari azab Allah.
  24. Menghadirkan ketenangan.
  25. Menjaga lidah dari perkataan yang dilarang.
  26. Majlis dzikir adalah majlis malaikat.
  27. Mendapatkan berkah Allah dimana saja.
  28. Tidak akan merugi dan menyesal di hari kiamat.
  29. Berada dibawah naungan Allah dihari kiamat.
  30. Mendapat pemberian yang paling berharga.
  31. Dzikir adalah ibadah yang paling afdhal.
  32. Dzikir adalah bunga dan pohon surga.
  33. Mendapat kebaikan dan anugerah yang tak terhingga.
  34. Tidak akan lalai terhadap diri dan Allah pun tidak melalaikannya.
  35. Dalam dzikir tersimpan kenikmatan surga dunia.
  36. Mendahului seorang hamba dalam segala situasi dan kondisi.
  37. Dzikir adalah cahaya di dunia dan ahirat.
  38. Dzikir sebagai pintu menuju Allah.
  39. Dzikir merupakan sumber kekuatan qalbu dan kemuliaan jiwa.
  40. Dzikir merupakan penyatu hati orang beriman dan pemecah hati musuh Allah.
  41. Mendekatkan kepada ahirat dan menjauhkan dari dunia.
  42. Menjadikan hati selalu terjaga.
  43. Dzikir adalah pohon ma’rifat dan pola hidup orang shalih.
  44. Pahala berdzikir sama dengan berinfak dan berjihad dijalan Allah.
  45. Dzikir adalah pangkal kesyukuran.
  46. Mendekatkan jiwa seorang hamba kepada Allah.
  47. Melembutkan hati.
  48. Menjadi obat hati.
  49. Dzikir sebagai modal dasar untuk mencintai Allah.
  50. Mendatangkan nikmat dan menolak bala.
  51. Allah dan Malaikatnya mengucapkan shalawat kepada pedzikir.
  52. Majlis dzikir adalah taman surga.
  53. Allah membanggakan para pedzikir kepada para malaikat.
  54. Orang yang berdzikir masuk surga dalam keadaan tersenyum.
  55. Dzikir adalah tujuan prioritas dari kewajiban beribadah.
  56. Semua kebaikan ada dalam dzikir.
  57. Melanggengkan dzikir dapat mengganti ibadah tathawwu’.
  58. Dzikir menolong untuk berbuat amal ketaatan.
  59. Menghilangkan rasa berat dan mempermudah yang susah.
  60. Menghilangkan rasa takut dan menimbulkan ketenangan jiwa.
  61. Memberikan kekuatan jasad.
  62. Menolak kefakiran.
  63. Pedzikir merupakan orang yang pertama bertemu dengan Allah.
  64. Pedzikir tidak akan dibangkitkan bersama para pendusta.
  65. Dengan dzikir rumah-rumah surga dibangun, dan kebun-kebun surga ditanami tumbuhan dzikir.
  66. Penghalang antara hamba dan jahannam.
  67. Malaikat memintakan ampun bagi orang yang berdzikir.
  68. Pegunungan dan hamparan bumi bergembira dengan adanya orang yang berdzikir.
  69. Membersihkan sifat munafik.
  70. Memberikan kenikmatan tak tertandingi.
  71. Wajah pedzikir paling cerah didunia dan bersinar di ahirat.
  72. Dzikir menambah saksi bagi seorang hamba di ahirat.
  73. Memalingkan seseorang dari membincangkan kebathilan.

Sungguh luar biasa manfaatnya…. tetapi orang tidak akan yakin dengan manfaat-manfaat diatas kecuali yang telah merasakan dan menikmatinya….. Mari kita coba memulainya dari sekarang

Sumber : agissugiana.wordpress.com